Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memicu negara-negara pemberi bantuan dalam upaya perdamaian, seperti Qatar, dalam krisis Timur Tengah yang disebabkan oleh agresi militer Israel. Netanyahu menyatakan bahwa Qatar harus memilih untuk berdiri bersama peradaban Israel atau kebiadaban Hamas. Media melaporkan bahwa Netanyahu kembali menyerang Qatar melalui akun berbahasa Inggris Kantor Perdana Menteri terkait negosiasi gencatan senjata dan pertukaran tahanan. Ini terkait dengan skandal Qatargate di mana dua ajudan perdana menteri ditangkap atas dugaan bekerja untuk kepentingan Qatar. Qatar menolak tuduhan Netanyahu dan menganggap pernyataannya sebagai provokasi tidak bertanggung jawab. Kondisi ini menimbulkan ketegangan antara kedua negara.