Saat ini, hampir separuh dari total populasi di Indonesia merupakan perempuan. Dengan jumlah 139.907.921 perempuan dari total 282.477.584 jiwa pada Semester I tahun 2024, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Keluarga dan Kependudukan, Woro Srihastuti Sulistyaningrum, menekankan pentingnya potensi perempuan dalam pembangunan bangsa. Data menunjukkan bahwa 64,5 persen dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia dimiliki oleh perempuan, yang mendorong upaya untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas sumber daya perempuan.
Di momen Hari Buruh Internasional, penting untuk refleksi bahwa sebagian besar perempuan Indonesia bekerja di sektor informal seperti UMKM. Meskipun banyak perempuan berkontribusi pada ekonomi bangsa melalui UMKM, tantangan seperti keterbatasan akses perlindungan kerja, fasilitas usaha, dan jaminan hukum dan sosial masih menjadi hal yang harus diatasi. Oleh karena itu, pemberdayaan UMKM perempuan harus dipahami sebagai bagian dari perjuangan buruh perempuan di Indonesia saat ini.
Staf Ahli Menteri Perdagangan Bidang Iklim Usaha dan Hubungan Antar Lembaga, Fajarini Puntodewi, menyoroti upaya pemerintah Indonesia dalam meningkatkan daya saing UMKM, terutama yang dimiliki oleh perempuan. Berbagai program telah diluncurkan, termasuk pengembangan produk, akses pasar, akses permodalan, dan digitalisasi perdagangan untuk mendukung pemberdayaan perempuan. Dalam Konferensi Komisi Status Perempuan di PBB di New York, Puntodewi menyampaikan bahwa peningkatan partisipasi perempuan dalam perdagangan memerlukan berbagai upaya, seperti pembangunan ekosistem finansial yang kondusif, peningkatan kapasitas, dan transformasi struktural terkait peran perempuan dalam perekonomian.