Komisi Bursa dan Sekuritas (SEC) Amerika Serikat (AS) baru-baru ini mencabut aturan yang sebelumnya membatasi layanan kripto bagi perbankan dan layanan keuangan tradisional. Langkah ini memungkinkan adopsi kripto oleh sektor perbankan, menciptakan peluang baru dalam pasar keuangan. Pemimpin sementara SEC, Mark T. Uyeda, mengumumkan pencabutan pedoman yang sebelumnya diatur dalam Staff Accounting Bulletin 121 (SAB 121), yang melarang bank menyediakan layanan kripto. Dalam Staff Accounting Bulletin 122 terbaru, SEC mencabut interpretasi terkait akuntansi kewajiban menjaga kripto-aset yang dimiliki entitas, yang berpotensi memberikan dampak positif bagi perkembangan industri kripto.
Pedoman yang dicabut sebelumnya telah dikritik karena mempengaruhi pertumbuhan kripto di lingkungan perbankan, dengan menimbulkan biaya tinggi terkait volume kripto dalam neraca bank. Baru-baru ini, Undang-Undang Tinjauan Kongres (CRA) disahkan dengan dukungan bipartisan untuk mengakhiri SAB 121. Namun, mantan Presiden Biden memutuskan untuk memveto inisiatif ini untuk menjaga kemampuan SEC dalam menetapkan kebijakan yang sesuai.
Reaksi terhadap pencabutan aturan ini beragam, dengan Komisioner SEC Hester Peirce dan Senator pro-kripto Cynthia Lummis menyambut langkah ini sebagai kemajuan positif. Dengan pembatalan aturan ini, bank dan lembaga keuangan tradisional sekarang memiliki kebebasan untuk menyediakan layanan kripto kepada pelanggan mereka. Hal ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan sektor kripto dan memperluas akses orang-orang ke aset digital.