Wednesday, May 21, 2025

Fenomena Duck Syndrome dan Kelas Menengah: Tenang luar, Habis-habisan dalam

Share

Duck Syndrome menjadi fenomena yang semakin dikenal dimana individu terlihat tenang dan sukses secara visual, namun sebenarnya mereka sedang merasakan tekanan yang besar di dalam diri mereka. Hal ini mencerminkan tantangan sosial dan ekonomi yang dihadapi oleh kelas menengah Indonesia, dimana gaya hidup modern, persaingan dalam karier, dan biaya hidup yang terus meningkat membuat mereka merasa tertekan untuk selalu tampil sukses dan stabil.

Pakar ekonomi dari IPB University, Dr. Anisa Dwi Utami, menjelaskan bahwa fenomena Duck Syndrome ini adalah akibat dari tekanan sosial dan ekonomi yang dirasakan kelas menengah Indonesia. Mereka sering kali merasa harus tampil sempurna dan sukses karena harapan keluarga, persaingan akademik dan profesional, serta ekspektasi sosial. Namun, terbatasnya akses terhadap dukungan psikologis dan stigma terhadap masalah kesehatan mental membuat mereka sering menyembunyikan kesulitan yang sebenarnya mereka hadapi.

Saat ini, kelas menengah juga merasakan tekanan ekonomi yang nyata, dengan tingginya inflasi dan stagnasi pendapatan yang membuat mereka kesulitan menghadapi biaya hidup yang semakin meningkat. Kenaikan tarif PPN dan minimnya kenaikan upah minimum juga semakin menekan daya beli mereka. Hal ini ditambah dengan meningkatnya kasus PHK dan peralihan pekerja ke sektor informal, menjadikan situasi semakin sulit.

Untuk menghadapi tekanan ekonomi, Anisa menyarankan agar masyarakat kelas menengah meningkatkan literasi keuangan, menyusun anggaran secara disiplin, serta memprioritaskan kebutuhan pokok dan tabungan. Diversifikasi pendapatan dan peningkatan keterampilan juga dianggap penting untuk menjaga stabilitas finansial mereka. Dengan pengelolaan keuangan yang bijak dan pengembangan diri, kelas menengah diharapkan dapat lebih tahan terhadap tekanan ekonomi dan tetap sehat secara finansial.

Source link

Baca Lainnya

Semua Berita