Harga emas dunia mengalami lonjakan tajam pada awal pekan ini dengan mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di level USD 3.430 per troy ons sebelum kembali terkoreksi. Lonjakan ini terjadi di tengah ketidakpastian pasar yang meningkat, setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, membuat komentar kontroversial menyerang The Fed. Presiden Trump melabeli Ketua The Fed, Jerome Powell, sebagai pecundang besar akibat lambatnya menurunkan suku bunga, yang memicu permintaan aset safe haven seperti emas.
Harga emas kemudian kembali menguat pada hari Selasa dan mencapai level tertinggi baru di USD 3.450, mencerminkan respons pasar terhadap tegangan politik yang terus meningkat di AS. Permintaan bullion juga meningkat secara signifikan seiring meningkatnya ketidakpercayaan pasar terhadap kebijakan moneter The Fed yang dianggap terlalu berhati-hati dalam menghadapi tantangan ekonomi saat ini.
Analis Dupoin Indonesia, Andy Nugraha, menyatakan bahwa tren bullish semakin kuat berdasarkan kombinasi candlestick dan posisi indikator Moving Average pada harga emas dunia. Andy menegaskan bahwa tekanan beli yang kuat masih mendominasi pasar dan jika tren ini berlanjut, harga emas berpotensi mencapai target psikologis berikutnya di level $3.500.
Meskipun demikian, Andy juga memperingatkan tentang potensi koreksi teknikal jika harga tidak dapat mempertahankan momentum bullish. Jika terjadi reversal, ada kemungkinan penurunan yang wajar menuju area support terdekat di USD 3.374.