Sunday, May 18, 2025

Cara Bijak Konsumsi Konten Digital: Atasi Brain Rot

Share

Di era digital saat ini, kebiasaan menyerap konten digital tanpa batas seperti video pendek, meme, dan berita sedang marak. Namun, ada konsekuensi dari kegiatan konsumsi konten digital yang berlebihan ini, yaitu fenomena yang dikenal dengan sebutan “brain rot”. Istilah ini menjadi populer setelah dijadikan Oxford Word of the Year pada tahun 2024.

“Brain rot” merupakan kekhawatiran akan dampak negatif dari konten digital yang dangkal, tidak merangsang intelektualitas, dan minim edukatif, terutama bagi generasi muda seperti Gen Z dan Gen Alpha. Gejala ini bisa mengakibatkan penurunan daya pikir, kesulitan berkonsentrasi, dan kehilangan motivasi karena terus-menerus terpapar konten ringan.

Namun, meskipun terdengar mengkhawatirkan, dampak dari “brain rot” dapat diatasi dengan mengelola penggunaan digital dengan bijak. Sebelum melakukan itu, penting untuk memahami lebih dalam dampak negatifnya. Setelah itu, ada beberapa langkah sederhana yang dapat dilakukan untuk menyegarkan pikiran dan menciptakan lingkungan digital yang lebih positif.

Efek buruk dari “brain rot” dalam kehidupan sehari-hari mencakup penurunan fungsi otak, masalah emosional, dan dampak negatif terhadap hubungan sosial. Penggunaan digital yang tidak bijak, terutama di media sosial, dapat memicu “brain rot” karena otak terbiasa dengan stimulasi instan dan dangkal.

Untuk mengatasi dampak buruk “brain rot”, cara bijak dalam mengelola konsumsi digital sangat diperlukan. Mengatur durasi penggunaan, memilih konten yang bernilai, memanfaatkan fitur bawaan smartphone, menjauhkan gadget sebelum tidur, membangun koneksi dengan lingkungan sekitar, dan melatih otak dengan aktivitas menantang adalah langkah-langkah efektif yang bisa dilakukan.

Dengan mengimplementasikan langkah-langkah tersebut, diharapkan dampak negatif dari “brain rot” dapat dicegah atau bahkan diperbaiki. Jadi, penting bagi kita untuk menggunakan digital dengan bijak demi menjaga kesehatan dan kualitas hidup kita, terutama di era modern ini.

Source link

Baca Lainnya

Semua Berita