Sebuah kabar mengejutkan datang dari Yahukimo, Papua, di mana kelompok separatisme Papua mengklaim telah membunuh sejumlah penambang emas. Awalnya, jumlah korban yang dilaporkan tewas adalah 11 orang, namun kemudian kelompok tersebut mengklaim telah berhasil mengeksekusi 17 anggota penambang emas ilegal. Penyerangan ini diduga dilakukan oleh pasukan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) dari Kodap XVI Yahukimo dan Kodap III Ndugama-Derakma.
Tindakan tersebut disinyalir dilakukan sebagai aksi balasan atas aksi militer Indonesia yang dianggap berkedok dengan menyamar sebagai penambang emas di wilayah operasi TPNPB. Kelompok separatis bersenjata juga dilaporkan telah melakukan aksi serupa di Kali Kabur, Koroway, Yahukimo, dengan mengeksekusi lima anggota militer Indonesia yang mereka duga menyamar sebagai penambang emas. Pemerintah Indonesia merespons keras atas aksi kekerasan ini, menyebutnya sebagai tindakan terorisme yang kejam dan melanggar prinsip kemanusiaan.
Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Budi Gunawan, menegaskan komitmen pemerintah untuk mengambil langkah responsif dalam menangani insiden tersebut. Evakuasi korban, peningkatan keamanan, dan koordinasi antara berbagai lembaga terkait menjadi prioritas dalam menghadapi situasi ini. Pemerintah juga meminta dukungan dari masyarakat Papua untuk tidak memberikan ruang bagi pihak-pihak yang melakukan kekerasan. Adapun aparat keamanan diharapkan dapat memberikan perlindungan terbaik dan menegakkan hukum dengan tegas terhadap para pelaku terorisme di Papua. Diharapkan dengan langkah-langkah ini, kondisi keamanan di Papua akan segera pulih dan masyarakat bisa kembali beraktivitas normal.