Senator AS dari Partai Republik, Lindsey Graham, mengklaim bahwa Iran memiliki cukup stok uranium untuk membuat enam bom nuklir. Meskipun klaim ini disampaikan tanpa bukti atau sumber informasi yang jelas. Graham menyatakan hal ini dalam wawancara dengan Fox News, memperingatkan bahwa Iran bisa menggunakan stok uranium tersebut untuk membuat bom nuklir dan meningkatkan ancaman terhadap Israel dan Amerika Serikat.
Namun, pernyataan Graham ini tidak selaras dengan ucapan Jenderal Michael Kurilla dari Komando Pusat AS yang menyatakan bahwa Teheran belum mengambil keputusan untuk membuat bom nuklir. Bahkan Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, juga pernah mengungkapkan bahwa Iran tidak memiliki niat untuk mengembangkan senjata nuklir.
Pada 7 Maret 2025, Presiden AS saat itu, Donald Trump, mengirim surat kepada Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menawarkan negosiasi terkait program nuklir Iran. Trump bahkan mengungkapkan bahwa proses negosiasi akan dimulai di Oman pada Sabtu berikutnya. Hal ini menunjukkan upaya damai yang dilakukan Trump dalam mengatasi ketegangan terkait program nuklir Iran.
Meskipun terdapat perbedaan pandangan antara Senator Graham dan pejabat militer AS, upaya diplomasi terus dilakukan untuk mencari solusi damai terkait program nuklir Iran. Dengan demikian, teguran dan kritik yang konstruktif dapat menjadi langkah awal untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan bagi semua pihak terkait.
