Kata tarif yang kerap diucapkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memiliki akar yang panjang dan berkaitan dengan peradaban Islam. Trump mengungkapkan kecintaannya pada kata “tariff” setelah dilantik sebagai presiden AS. Ia bahkan menyebut kata tersebut sebagai kata favoritnya setelah “Tuhan” dan “agama”. Diketahui, kecintaan Trump pada kata tarif tercermin dalam kebijakannya yang memberlakukan tarif impor terhadap beberapa negara termasuk Meksiko, Kanada, Cina, dan Indonesia.
Menurut Aljazirah, sejarah kata “tariff” menunjukkan peminjaman antarbahasa dari bahasa Arab, Persia, Turki, Latin, dan Perancis seiring berjalannya waktu. Istilah tarif sendiri berasal dari kata Perancis yang berarti “harga tetap” dan lebih tua lagi dari bahasa Latin Tengah. Beberapa peneliti berpendapat bahwa kata “tarif” berasal dari uang tebusan yang diminta oleh bajak laut di wilayah Pulau Tarifa di Spanyol.
Imran Abdullah juga menekankan bahwa kata-kata merupakan komoditas linguistik yang membawa makna dari satu budaya ke budaya lain. Ketika negara-negara memberlakukan tarif impor, bahasa-bahasa tersebut juga memodifikasi istilah-istilah impor agar sesuai dengan tata bahasa dan fonetik mereka sendiri. Dengan demikian, kesamaan kata-kata dari berbagai bahasa dapat dijumpai melalui proses peminjaman dan adaptasi.
