Manchester City mengalami kesulitan ketika berhadapan dengan Bournemouth dalam perempat final Piala FA, di mana mereka menang 2-1 dalam pertandingan yang berlangsung pada 30 Maret. Bournemouth merupakan salah satu dari delapan tim yang berhasil mengalahkan Manchester City musim ini di Liga Primer Inggris. Tim-tim lain yang berhasil mengalahkan City antara lain Brighton, Tottenham Hotspur, Liverpool, Manchester United, Aston Villa, Arsenal, dan Nottingham Forest.
Pola pendekatan yang digunakan oleh tim-tim ini, seperti Newcastle United, Crystal Palace, Everton, dan Brentford, adalah dengan menekankan counter-pressure dan counter-attack, yaitu menekan balik dan menyerang balik. Hal ini menunjukkan bahwa optimasi transisi menjadi kunci penting dalam menghadapi tim seperti Manchester City, yang cenderung menguasai permainan.
Dalam strategi ini, transisi berperan sebagai perubahan cepat ketika tim kehilangan bola atau mendapatkannya kembali. Tim-tim yang melawan City memanfaatkan momen ini untuk bertahan secara rapat ketika kehilangan bola, dan segera menyerang lawan begitu bola kembali ke kakinya. Pendekatan ini berlawanan dengan gaya penguasaan bola yang diterapkan oleh City selama beberapa musim terakhir di bawah asuhan Guardiola.
Bournemouth sendiri dikenal dengan strategi yang brilian dalam memanfaatkan transisi. Mereka memainkan bola di belakang guna mengundang tekanan lawan, sehingga mereka dapat melancarkan serangan cepat saat lawan terlalu maju. Melalui permainan satu dua, Bournemouth dapat mengeksploitasi ruang yang terbentuk dalam pertahanan lawan untuk mencetak gol.
Dengan demikian, penting bagi tim-tim yang menghadapi Manchester City untuk memiliki strategi transisi yang efektif guna mengatasi keunggulan penguasaan bola yang dimiliki oleh City. Struktur permainan yang menekankan counter-pressure dan kemampuan dalam transisi menjadi kunci utama dalam mengalahkan tim sekelas Manchester City dalam pertandingan Liga Inggris.