Dalam era digital saat ini, media sosial telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Namun, kebiasaan scrolling tanpa henti ternyata dapat berdampak buruk pada otak dan memicu kondisi yang disebut brain rot atau otak tumpul. Pakar psikologi dari IPB University, Nur Islamiah, menjelaskan bahwa kondisi brain rot sering terjadi pada individu yang terlalu sering terpaku pada konten digital, terutama melalui kegiatan seperti doom scrolling, zombie scrolling, dan kecanduan media sosial. Hal ini dapat meningkatkan rasa cemas, stres, dan bahkan depresi.
Brain rot merupakan kondisi di mana kemampuan berpikir dan kelelahan mental seseorang mengalami penurunan, terutama pada remaja dan dewasa muda. Remaja yang terlalu sering terpaku pada konten instan seperti video pendek di TikTok atau Instagram Reels, sering kesulitan mempertahankan fokus pada tugas yang lebih kompleks dan membutuhkan waktu ekstra untuk memahaminya. Selain itu, brain rot juga mengakibatkan melemahnya kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah dengan beberapa mekanisme, seperti penurunan rentang perhatian dan kelebihan beban kognitif.
Untuk mencegah terjadinya brain rot, Nur Islamiah menyarankan masyarakat untuk membatasi penggunaan media sosial dan menghindari kebiasaan scrolling secara berlebihan. Manajemen waktu dan pembatasan penggunaan media sosial selama belajar atau bekerja juga sangat penting untuk melatih otak agar lebih fokus pada tugas yang dihadapi. Dengan menyadari dampak negatif dari kebiasaan scrolling tanpa henti, kita dapat menjaga kesehatan mental dan kemampuan berpikir kita agar tetap optimal.