Pada akhir pekan lalu, Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, mengadakan program safari Ramadhan bersama pengurus partai di beberapa pondok pesantren di Tasikmalaya, Jawa Barat. Bersama rombongan pimpinan Golkar lainnya, Bahlil menjadwalkan kunjungan ke Ponpes Miftahul Huda di Manonjaya untuk bersilaturahmi dan meminta doa restu untuk keselamatan bangsa serta para pemimpin, termasuk Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Dalam sambutannya di Ponpes Miftahul Huda, Bahlil menekankan pentingnya kerja sama antara pemimpin dan ulama, terutama dalam kondisi global yang tidak stabil saat ini. Dia juga meminta doa dari para santri untuk seluruh kader Golkar, baik yang berada di legislatif maupun di Kabinet Merah Putih. Bahlil menegaskan bahwa kunjungan ke pondok pesantren tersebut bukan untuk kepentingan politik, namun semata-mata untuk memohon doa dan berbagi silaturahmi.
Bahlil juga mengapresiasi peran ulama dalam sejarah Partai Golkar sejak pendiriannya pada tahun 1964. Menurutnya, tanpa kontribusi ulama, santri, dan kelompok agama lainnya, Golkar tidak akan berkembang seperti saat ini. Sebagai bentuk terima kasih, Partai Golkar berencana membangun satu gedung asrama untuk Pondok Pesantren Miftahul Huda sebagai komitmen untuk terus mendukung dunia pendidikan dan keagamaan.
Namun, Bahlil juga menyatakan keprihatinannya terhadap minimnya keberpihakan kepada ulama setelah kemerdekaan Indonesia. Dia bahkan mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo dan Presiden Prabowo Subianto untuk memberikan izin tambang kepada organisasi keagamaan guna memastikan adanya keadilan distribusi sumber daya alam. Inisiasi untuk memberikan Izin Usaha Pertambangan kepada lembaga seperti NU dan Muhammadiyah merupakan langkah konkret dari Partai Golkar untuk mendukung keadilan ekonomi dan sosial di Tanah Air.