Monday, March 24, 2025

Ratusan Yahudi di Trump Tower Desak Pembebasan Mahmoud Khalil

Share

Pada hari Kamis di lobi Trump Tower, demonstran dari kelompok Yahudi berkumpul untuk menuntut pembebasan Mahmoud Khalil, seorang aktivis pro-Palestina yang ditangkap setelah memimpin protes di Universitas Columbia. Sebagai bagian dari protes yang sama, sejumlah aksi dilakukan di seluruh Amerika Serikat untuk menyuarakan ketidaksetujuan terhadap penangkapan hakim imigrasi terhadap Khalil.

Dalam aksinya, demonstran yang merupakan anggota dari Suara Yahudi untuk Perdamaian mengenakan kaos bertuliskan “Orang-orang Yahudi mengatakan berhenti mempersenjatai Israel” sambil mengibarkan spanduk dan menyuarakan tuntutan untuk membebaskan Khalil. Meskipun polisi telah memperingatkan mereka untuk membubarkan diri, akhirnya mereka berhasil menangkap 98 orang dengan berbagai tuduhan termasuk masuk tanpa izin, menghalangi, dan menolak penangkapan.

Mahmoud Khalil sendiri adalah seorang penduduk tetap AS yang tidak dituduh melanggar hukum apapun dan sudah menikah dengan warga negara Amerika. Namun, ia ditangkap di luar apartemennya di New York City dan saat ini dihadapkan pada deportasi, dengan ditahan di pusat penahanan imigrasi di Louisiana.

Presiden Donald Trump telah menanggapi penangkapan Khalil sebagai langkah pertama dari “banyak penangkapan lainnya” dan berjanji untuk mendeportasi siswa yang dianggap terlibat dalam aktivitas “pro-teroris, anti-Semit, dan anti-Amerika”. Protes ini juga melibatkan aktor Debra Winger yang menuduh pemerintahan Trump tidak memperhatikan keamanan orang Yahudi dan mencoba memanfaatkan isu antisemitisme.

Suara Yahudi untuk Perdamaian yang didirikan pada tahun 1996 merupakan gerakan akar rumput yang berupaya mengakhiri dukungan AS terhadap penindasan Israel terhadap warga Palestina. Dan di Trump Tower, gedung yang sering kali digunakan sebagai target simbolis, protes ini melibatkan mahasiswa, pengacara, dan patungan lainnya untuk memperjuangkan kebebasan berpendapat dan keadilan bagi Khalil.

Trump Tower sendiri berperan sebagai markas besarnya Trump Organization dan tempat tinggal presiden ketika berada di New York. Sebagai tempat yang seringkali menjadi pusat protes, baik yang mendukung maupun menentang, gedung ini memiliki atrium yang dapat diakses oleh publik serta merupakan arena untuk menyuarakan aspirasi dan tuntutan masyarakat sipil. Demostrasi ini juga merupakan bagian dari gerakan yang lebih luas di seluruh negeri untuk menyuarakan kebebasan berpendapat dan mendukung hak asasi manusia.

Source link

Baca Lainnya

Semua Berita