Konflik antara Israel dan Palestina kembali memunculkan deretan tragedi di Gaza. Pasukan Israel terus membunuh warga Gaza, dengan puluhan jiwa yang tewas dalam beberapa hari terakhir. Beberapa kejadian tragis mencakup pembunuhan seorang nelayan Palestina oleh pasukan angkatan laut Israel di lepas pantai Al-Sudaniya dan empat warga yang tewas di bagian selatan Kota Gaza. Dilaporkan bahwa korban berusia tiga tahun juga menjadi sasaran drone Israel di lingkungan Shujaiya.
Data Aljazirah mengungkapkan bahwa sejak gencatan senjata mulai berlaku pada Januari, tercatat 23 warga Palestina tewas dan delapan lainnya terluka di Gaza. Angka korban terus bertambah, dengan 31 orang yang tewas dan 16 terluka pada bulan Februari. Situasi semakin memburuk dengan blokade total yang diberlakukan Israel terhadap Gaza, yang mengakibatkan kesulitan bagi 2,3 juta penduduknya.
Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) menyatakan keprihatinan terhadap dampak serangan Israel terhadap pasokan pangan dan air minum di Gaza. Kelangkaan roti dan air semakin memprihatinkan, dengan sebagian besar fasilitas yang rusak selama pertempuran berbulan-bulan. Kondisi krisis semakin memburuk dengan berhentinya operasi pabrik roti dan pabrik desalinasi akibat kekurangan bahan bakar.
Pemerintah Gaza memberikan informasi terbaru mengenai situasi kemanusiaan yang semakin terpuruk akibat blokade bantuan Israel. Kelangkaan pangan, air bersih, obat-obatan, dan pasokan medis semakin mengancam kehidupan warga Gaza. Program pengelolaan limbah dan pembersihan jalan pun terhenti, menciptakan krisis kesehatan dan lingkungan yang memprihatinkan. Masyarakat Gaza berada dalam kondisi terjepit yang membutuhkan bantuan internasional untuk mengakhiri derita yang mereka alami.