Kasus dugaan korupsi BBM Pertamax yang menghebohkan akhir-akhir ini telah membuat Pertamina angkat bicara. Publik dibuat geger dengan penangkapan tujuh orang tersangka, termasuk Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan, atas dugaan mengoplos BBM Pertalite menjadi Pertamax dengan diperkirakan kerugian negara mencapai Rp193,7 triliun hanya pada tahun 2023. Spesifikasi resmi yang ditetapkan pemerintah menegaskan bahwa kualitas Pertamax sesuai dengan RON 92.
Heppy Wulansari, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, menjelaskan bahwa produk yang disalurkan ke masyarakat telah sesuai dengan standar RON-nya, baik Pertalite dengan RON 90 maupun Pertamax dengan RON 92. Penambahan warna dan aditif hanya dilakukan sebagai bagian dari proses injeksi produk, bukan untuk mengoplos BBM. Proses kontrol kualitas dilakukan secara ketat oleh Pertamina Patra Niaga, dengan pendampingan dari Badan Pengatur Hilir Migas.
Pertamina juga menegaskan komitmennya dalam menjalankan good corporate governance (GCG) dalam penyediaan produk sesuai dengan kebutuhan konsumen. Fadjar Djoko Santoso, Vice President Corporate Communication PT Pertamina, menekankan bahwa Pertamina selalu berusaha menjaga kualitas mutu BBM yang dijual kepada publik. Masyarakat pun diminta untuk tidak khawatir karena produk yang dijual telah melalui uji kualitas yang ketat. Melalui prosedur yang transparan dan pengawasan yang ketat, Pertamina berusaha memberikan produk yang terbaik kepada konsumen.