Terkait prediksi aset utama perusahaan yang fokus pada Bitcoin sebagai respons terhadap berakhirnya era uang mudah, Vivek Ramaswamy, seorang pengusaha dan mantan kandidat presiden AS, memberikan pandangannya. Dia menekankan bahwa perusahaan harus meninjau kembali standar investasi mereka dan mempertimbangkan Bitcoin sebagai aset korporasi yang semakin penting dalam kondisi ekonomi yang berubah. Pernyataan Ramaswamy ini merupakan tanggapan terhadap pandangan Matt Cole, CEO Strive Funds, yang menyatakan bahwa banyak perusahaan diperkirakan akan mengadopsi Bitcoin sebagai aset cadangan pada tahun 2025. Cole juga memperhatikan pergeseran fokus pemegang saham dari keberlanjutan dan inklusivitas ke ketahanan finansial, yang mungkin mempercepat adopsi Bitcoin di dunia korporasi. Dorongan tersebut dapat menciptakan keunggulan kompetitif bagi perusahaan yang lebih dulu mengadopsi standar berbasis Bitcoin.
Di sisi lain, investasi dari pemerintah dan perusahaan terhadap Bitcoin dan aset digital semakin meningkat. Pada akhir 2024, 12 negara bagian AS telah mengalokasikan USD 330 juta ke saham Strategy, dengan California, Florida, Wisconsin, dan North Carolina menjadi negara bagian dengan investasi terbesar. Di sektor korporasi, berbagai perusahaan dari berbagai industri telah mengumumkan rencana untuk mengadopsi Bitcoin sebagai aset cadangan dalam waktu 24 jam terakhir. Strategy memegang posisi sebagai perusahaan dengan kepemilikan Bitcoin terbesar di dunia dengan total 478.740 BTC senilai sekitar USD 46 miliar dan menunjukkan hasil yang menguntungkan dari investasi Bitcoin dalam laporan terbarunya.
Dalam konteks ini, penting untuk diingat bahwa setiap keputusan investasi merupakan tanggung jawab pembaca sendiri. Sebelum melakukan transaksi kripto, disarankan untuk melakukan penelitian dan analisis yang tepat. Kami di Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang mungkin timbul akibat keputusan investasi tersebut.