Dalam dunia Attack on Titan, terdapat kisah epik yang menarik yang mengikat hati penggemar di seluruh dunia. Diadaptasi dari manga karya Hajime Isayama, anime ini membawa penonton pada perjalanan yang penuh pengorbanan, keberanian, dan perjuangan melawan Titan, makhluk raksasa pemakan manusia. Kisah dimulai dengan Eren Yeager yang bersama teman-temannya, Mikasa Ackerman dan Armin Arlert, bergabung dengan Pasukan Pengintai untuk melawan Titan dan memperjuangkan kebebasan umat manusia.
Namun, perjalanan mereka tidak hanya dipenuhi dengan pertempuran, tetapi juga kehilangan yang mendalam, hingga akhirnya membawa mereka pada peristiwa besar yang disebut “Rumbling.” Peristiwa ini melibatkan pelepasan puluhan ribu Titan Kolosal yang menghancurkan dunia di luar tembok umat manusia. Meskipun demikian, di tengah segala tragedi, ada kisah harapan yang datang dari Armin Arlert yang bermimpi untuk melihat laut, simbol kebebasan di luar tembok. Popularitas Attack on Titan juga memengaruhi tren makanan, dengan makanan Jepang seperti curry diprediksi akan menjadi tren di tahun 2025.
Curry Jepang memiliki cita rasa manis, gurih, dan kental, berbeda dengan kari India yang lebih pedas. Di Indonesia, makanan Jepang semakin populer karena cita rasanya yang unik dan pengaruh budaya pop Jepang. Brand Manager Marindo Boga, Brian Suleman, mengungkapkan bahwa masyarakat Indonesia mulai mengenal dan menyukai curry Jepang karena variasi rasanya yang manis, asam, atau pedas. Attack on Titan diwakili dalam dua menu makanan yang terinspirasi dari cerita dan karakter anime tersebut, seperti Wall Maria Curry dan Jinarashi Plate.
Ini membuktikan bahwa pengaruh budaya pop dapat memengaruhi tren makanan di Indonesia. Diharapkan dengan memahami kisah dan karakter dalam anime Attack on Titan, masyarakat dapat lebih merasakan makna dan filosofi yang terkandung dalam makanan Jepang seperti curry.

Share
Baca Lainnya