Demokrasi sebagai sistem pemerintahan di Indonesia perlu terus disyukuri meski tidak sempurna. Kritik terhadap praktik politik yang dianggap kurang etis atau melanggar aturan sangat diperlukan untuk perbaikan sistem. Di sisi lain, hal-hal positif yang telah tercapai dalam sistem demokrasi perlu ditingkatkan untuk kemajuan lebih lanjut. Pemilu merupakan hal penting dalam konteks demokrasi, karena melalui pemilu rakyat dapat secara langsung memilih pemimpin mereka. Meski pemilu juga memiliki kekurangan, namun kondisinya jauh lebih baik daripada di masa lalu di bawah rezim Orde Baru.
Penting bagi semua pihak, termasuk politisi dan pendukungnya, untuk tidak lupa pada tujuan besar di balik pemilu, yaitu terwujudnya negara Indonesia yang adil, berdaulat, dan sejahtera untuk semua warganya. Kehadiran politisi yang hanya fokus pada kekuasaan dan melupakan gambaran besar ini dapat mengancam eksistensi demokrasi itu sendiri. Perilaku politik yang tidak etis dan ambisius dapat membahayakan spirit Republik dan mengubah negara menjadi alat untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.
Mengingat visi pendiri-pendiri bangsa Indonesia, seperti Soekarno dan Mohammad Hatta, yang menekankan pada kesetaraan dan kepentingan publik di atas segalanya, kondisi politik saat ini sungguh jauh dari harapan dan cita-cita awal. Kepentingan politik yang bersifat materialistik dan tidak memperhatikan keutamaan publik serta hukum dapat merusak moralitas dan karakter bangsa secara keseluruhan. Perlu kembali mengedepankan nilai-nilai luhur pendiri negara untuk menjaga keberlangsungan Republik Indonesia yang sesungguhnya, bukan sekadar panggung kekuasaan yang mengejar kepentingan sempit.