Monday, February 17, 2025

“Krisis Pupuk Berkaitan dan Produksi Pertanian: Penemuan Terbaru”

Share

Masalah krisis pupuk di Indonesia menjadi perhatian utama Duta Energi Pertamina, Billy Mambrasar. Dalam acara Program Sekolah Energi Berdikari di SMPN 5 Bontang, Billy menyoroti pentingnya produksi gas alam dalam memenuhi kebutuhan pupuk di Indonesia. Produksi pupuk dalam negeri saat ini belum bisa mencukupi kebutuhan yang mencapai 24 juta ton per tahun, dengan hanya mampu memproduksi sekitar 14 juta ton pada tahun 2023. Hal ini menyebabkan Indonesia harus melakukan impor pupuk sebanyak 5,37 juta ton pada tahun 2023.

Keberhasilan program pertanian nasional seperti food estate dan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto sangat bergantung pada ketersediaan pupuk. Oleh karena itu, Billy memandang pentingnya Indonesia memanfaatkan gas alam sebagai bahan baku utama produksi pupuk untuk mengurangi ketergantungan pada impor. Kota Bontang, yang merupakan produsen gas alam cair terbesar di Indonesia, memiliki peran vital dalam meningkatkan produksi pupuk di dalam negeri.

Industri pupuk sendiri merupakan salah satu sektor industri yang paling bergantung pada gas alam. Sektor ini harus mengeluarkan biaya yang cukup besar, bahkan mencapai 58,48 persen dari total biaya produksi, hanya untuk membeli gas sebagai bahan baku. Meskipun Indonesia memiliki potensi gas alam yang besar, penggunaannya untuk industri pupuk baru sebesar 12,39 persen dari total produksi karena mayoritas masih digunakan untuk kebutuhan energi. Oleh karena itu, Billy menekankan perlunya strategi nasional untuk peningkatan eksplorasi dan produksi gas alam di Indonesia agar sektor pupuk bisa berkembang secara mandiri.

Baca Lainnya

Semua Berita