Jam Kiamat atau Doomsday Clock bukanlah jam sungguhan, melainkan simbol yang mencerminkan seberapa dekat umat manusia dengan potensi kehancuran global. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh para ilmuwan di Bulletin of the Atomic Scientists pada tahun 1947. Jarum jam yang semakin mendekati tengah malam menjadi representasi dari tingkat risiko bencana besar yang dihadapi dunia, termasuk ancaman perang nuklir, perubahan iklim, dan teknologi berbahaya lainnya.
Asal usul Jam Kiamat bermula dari keinginan para ilmuwan untuk memberikan peringatan akan ancaman global dan mendorong langkah-langkah pencegahan. Setiap tahun, posisi jarum jam ini diperbarui oleh para ilmuwan Bulletin of the Atomic Scientists berdasarkan tingkat risiko yang dihadapi dunia. Sejak pertama kali diperkenalkan, jam tersebut telah bergerak selama 78 tahun dan perluasannya melibatkan faktor lain seperti perubahan iklim.
Proses penciptaan Jam Kiamat dimulai dari upaya Bulletin untuk menarik perhatian audiens dengan sampul yang menarik. Salah satu anggota Bulletin, Martyl Langsdorf, menciptakan gambar jam yang menjadi simbol hingga saat ini, dengan desain sederhana namun kuat. Lokasi Jam Kiamat dapat ditemukan di kantor Bulletin di Universitas Chicago.
Pada tahun 2025, Jam Kiamat ditetapkan pada 89 detik sebelum tengah malam, posisi terdekat sepanjang sejarah. Peringatan ini menekankan pentingnya langkah nyata yang harus diambil oleh negara-negara besar seperti Amerika Serikat, China, dan Rusia dalam menghadapi berbagai ancaman global. Jika Jam Kiamat mencapai tengah malam, itu menandakan bahwa dunia telah mengalami bencana global yang sangat parah dan manusia harus bersiap menghadapi masa sulit untuk pulih.