Pada bulan Januari, perayaan pembebasan Kamp Auschwitz dari Nazi Jerman menjadi sorotan di Eropa, memperlihatkan dosa lama yang dilakukan Jerman terhadap kaum Yahudi. Sementara itu, warga Palestina harus menanggung penderitaan akibat kekejaman Israel yang didukung oleh Jerman. Pankaj Mishra, seorang penulis dari India, menyoroti isu ini dalam kolomnya di the Guardian. Ia mengingat bagaimana Kanselir Jerman saat itu, Angela Merkel, secara tegas menyatakan bahwa menjamin keamanan Israel adalah prioritas Jerman. Namun, setelah serangkaian peristiwa yang terjadi di Jalur Gaza, hubungan Jerman dengan Israel semakin intensif.
Pada bulan Oktober 2024, ketika Israel melakukan serangan di Gaza dan Lebanon, para pemimpin Jerman terus mendukung tindakan Israel tanpa memberikan sanksi yang tegas. Hal ini menimbulkan kekecewaan dari beberapa anggota Uni Eropa lainnya yang menyerukan gencatan senjata. Dukungan Jerman terhadap Israel juga terlihat dari reaksi beberapa pejabat Jerman terhadap seruan solidaritas dengan Palestina.
Namun, ada pula suara-suara kritis terhadap sikap Jerman yang terlalu mendukung Israel tanpa mempertimbangkan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan. Seorang profesor sosiologi, Jurgen Mackert, menyatakan bahwa Jerman terjebak dalam dilema moral akibat warisan masa lalu mereka yang belum terselesaikan dengan baik. Keterlibatan Jerman dalam genosida yang sedang terjadi di Gaza menunjukkan bahwa mereka belum sepenuhnya menangani sejarah kelam mereka dengan benar.
Mackert menekankan pentingnya Jerman untuk mengambil pelajaran dari sejarah mereka secara menyeluruh, bukan hanya fokus pada Holocaust. Masa lalu yang tidak diselesaikan akan terus menghantuinya, dan keputusan mendukung Israel tanpa pertimbangan yang matang hanya akan semakin memperburuk citra Jerman di mata dunia. Sebagai negara yang mengklaim telah berdamai dengan masa lalunya, Jerman seharusnya bersikap lebih bijaksana dalam menanggapi konflik di Timur Tengah agar tidak terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan negara lain.