Imlek tahun ini jatuh pada Rabu, 29 Januari 2025, dan masyarakat Tionghoa sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk menyambut perayaan Imlek. Salah satu sajian khas yang tak boleh absen selama perayaan Imlek adalah kue keranjang, atau yang lebih dikenal dengan Nian Gao. Kue ini terbuat dari tepung beras ketan dan gula, dengan cita rasa manis yang menggoda. Ternyata, kue keranjang memiliki filosofi tersendiri yang melambangkan kesejahteraan, keberuntungan, dan harapan akan tahun yang lebih baik bagi masyarakat Tionghoa. Pelafalan Nian Gao dalam Bahasa China mendengar seperti ‘tahun yang tinggi’, yang merupakan simbol dari kesuksesan dan pertumbuhan positif. Konon, memakan Nian Gao selama Tahun Baru Imlek dianggap membawa keberuntungan bagi orang-orang yang melakukannya.
Selain itu, terdapat legenda menarik yang terkait dengan asal-muasal Nian Gao. Disebutkan bahwa kue ini pertama kali diciptakan sebagai persembahan kepada Dewa Dapur licik yang dipercayai tinggal di setiap rumah. Dalam cerita mitologi China, Dewa Dapur akan memberikan ‘laporan tahunan’ kepada Kaisar Giok, dan untuk menghindari laporan negatif, orang-orang mempersembahkan Nian Gao sebagai persembahan sebelum Tahun Baru Imlek. Ada pula legenda lain yang mengatakan bahwa Nian Gao berasal dari ratusan tahun yang lalu, ketika seorang jenderal dan politikus kerajaan Wu, Wu Zixu, memberikan petunjuk kepada para prajuritnya untuk menggali makanan di bawah tembok kota yang terbuat dari batu bata khusus yang terbuat dari tepung beras ketan. Makanan ini berhasil menyelamatkan banyak orang dari kelaparan, dan menjadi dasar dari kue yang sekarang dikenal sebagai kue Tahun Baru Imlek. Legenda ini menjadi salah satu cerita yang memberi makna dan keunikan bagi kue keranjang yang tak boleh absen saat Imlek.