Monday, February 10, 2025

Israel Cegah Warga Palestina di Gaza Utara Sebelum Hamas Bebaskan Arbel Yehud

Share

Pada Sabtu (25/1/2025), pemimpin otoritas Israel, Benjamin Netanyahu, mengancam akan mencegah warga Palestina yang mengungsi kembali ke Gaza utara, sambil menuduh Hamas melanggar kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan. Menurut pernyataan dari kantor Netanyahu, Hamas telah melanggar perjanjian dengan tidak membebaskan tawanan Israel, Arbel Yehud. Israel sendiri telah membebaskan empat tentara perempuan yang ditawan oleh Hamas sebagai imbalan pembebasan tahanan keamanan. Selain itu, Israel juga menuntut bukti dari Hamas bahwa Yehud masih hidup sebelum pembebasan dilakukan. Kesepakatan gencatan senjata ini merupakan langkah pertama dalam upaya mencapai perdamaian di Gaza setelah perang genosida yang telah menelan banyak korban.

Israel direncanakan akan menarik diri dari area Koridor Netzarim yang memisahkan Gaza utara dan selatan, sehingga memungkinkan warga Palestina yang mengungsi untuk kembali ke Gaza utara. Sebanyak 200 tahanan Palestina juga akan dibebaskan oleh Israel berdasarkan kesepakatan ini. Perjanjian gencatan senjata selama enam pekan ini dimulai pada 19 Januari dan bertujuan untuk menghentikan konflik yang telah menyulut krisis kemanusiaan di Gaza. Organisasi internasional seperti Mahkamah Pidana Internasional telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Sementara itu, Israel juga dihadapkan pada kasus genosida atas aksi militer yang dilakukannya di Gaza. Kesepakatan gencatan senjata ini diharapkan dapat membawa kedamaian dan stabilitas bagi kedua belah pihak yang terlibat.

Baca Lainnya

Semua Berita