Presiden terpilih AS, Donald Trump, mengusulkan agar warga asing yang lulus dari perguruan tinggi di negara itu secara otomatis diberikan izin tinggal permanen. Penyataan tersebut menuai kontroversi setelah cuplikan video wawancara tersebut viral di platform media sosial dan dibagikan oleh Elon Musk. Pemilik perusahaan Tesla, SpaceX, dan platform X ini telah memberikan dukungan kepada Trump, terutama dalam kebutuhan akan pekerja asing terampil dalam industri teknologi.
Trump menegaskan bahwa usulannya juga berlaku untuk lulusan program diploma, dengan harapan dapat mengatasi “brain drain” serta memberikan kontribusi positif bagi ekonomi AS. Meskipun demikian, banyak pendukung Trump menentang usulan tersebut dengan alasan potensi pengambilan pekerjaan dari warga negara AS oleh imigran baru.
Perhatian terhadap kebijakan imigrasi dan tenaga kerja turut diperdebatkan, terutama setelah universitas-universitas di AS meminta mahasiswanya untuk kembali lebih awal karena kekhawatiran adanya larangan perjalanan dari Trump. Reaksi terhadap usulan Trump ini menjadi sorotan terutama di kalangan mahasiswa asing yang studi di AS dengan visa non-imigran, yang belum menjamin mereka bisa tinggal secara permanen di negara itu.
Pada masa jabatannya yang pertama, Trump sempat memberlakukan pembatasan perjalanan bagi warga asing dari sejumlah negara, yang kemudian dikenal sebagai “larangan Muslim” sebelum dibatalkan oleh pengadilan. Dengan segala kontroversi yang muncul, usulan Trump ini tetap menjadi topik perdebatan hangat terutama mengenai dampaknya terhadap tenaga kerja asing di AS.
