Presiden WBC, Mauricio Sulaiman, mengungkapkan kekecewaannya terhadap keputusan kontroversial para juri tinju dalam pertarungan antara Panya Pradabsri dan Carlos Canizales untuk gelar kelas terbang ringan. Meskipun Pradabsri dinyatakan sebagai pemenang oleh para juri, keputusan tersebut langsung menuai kritik dari publik dan media sosial. Sulaiman menegaskan bahwa WBC akan meninjau ulang kinerja para juri dan menegaskan tanggung jawab mereka dalam menilai pertarungan tersebut.
Pertarungan antara Canizales dan Pradabsri berlangsung di Thailand, di mana Canizales tampak unggul dalam pertarungan selama 12 ronde. Namun, keputusan para juri memenangkan Pradabsri menimbulkan kontroversi dan keraguan. Sulaiman menegaskan bahwa Canizales adalah seorang petinju yang berjuang dengan sepenuh hati dan keputusan tersebut tidak adil. Kinerja para juri WBC dipertanyakan dan Sulaiman akan memerintahkan peninjauan ulang oleh komite terkait.
Keputusan kontroversial ini sekali lagi memperlihatkan kelemahan dalam sistem penilaian tinju yang masih belum adil. Publik menyoroti perlunya peningkatan transparansi dan keadilan dalam penilaian pertarungan tinju. Canizales, yang kembali menjadi korban dari keputusan yang tidak adil, menerima dukungan besar dari para penggemar dan pengamat tinju. Kesalahan dalam penilaian pertarungan seperti ini tidak hanya merugikan petinju, tetapi juga merusak integritas olahraga tinju secara keseluruhan. Penyelenggaraan ulang dan evaluasi kinerja para juri harus dilakukan untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang.
