Pasukan anti rezim Bashar Al-Assad berhasil merebut Kota Hama, Suriah. Oposisi bersenjata Suriah dengan cepat menguasai ibu kota Damaskus setelah merebut Aleppo, Hama, dan Homs. Presiden Suriah Bashar al-Assad dilaporkan telah kabur dari Damaskus usai pergerakan cepat gerakan oposisi. Analis dan pakar, David Des Roches, menjelaskan bahwa keberhasilan serangan kilat pemberontak Suriah disebabkan oleh kekurangan moral dan kepemimpinan dalam tentara Suriah. Saat itu, pertempuran sebenarnya dilakukan oleh proksi yang dipimpin oleh Iran dengan dukungan kekuatan udara dari Rusia, bukan tentara pemerintahan Bashar al-Assad. Roches menambahkan bahwa setelah kekuatan udara Rusia disingkirkan dan proksi yang dipimpin oleh Iran tidak dapat terlibat dalam pertempuran, yang tersisa adalah demoralisasi, kepemimpinan yang buruk, perlengkapan yang buruk, dan institusi yang korup. Hal ini menyebabkan jatuhnya pemerintahan Bashar al-Assad dengan cepat.
