loading…
Kutukan Piala AFF adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan kegagalan berulang Timnas Indonesia dalam meraih gelar juara di turnamen dua tahunan tersebut / Foto: Kolase
Hanya saja, dalam enam kesempatan itu, Skuad Garuda tak pernah mengangkat trofi juara. Catatan terbaik Timnas Indonesia adalah menjadi runner up sebanyak enam kali (2000, 2002, 2004, 2010, 2016, 2020).
Sementara Thailand, masuk sebagai pengoleksi Piala AFF terbanyak dengan tujuh trofi juara. Disusul Singapura dengan empat gelar juara.
Istilah kutukan ini memang menarik untuk dibahas. Apalagi ketika suatu kejadian buruk terus berulang, orang cenderung mencari penjelasan hingga akhirnya melahirkan istilah kutukan.
Ada banyak faktor yang membuat Timnas Indonesia masih dihantui kutukan tersebut. Salah satunya adalah tekanan yang sangat tinggi dari publik Indonesia untuk meraih gelar juara Piala AFF.
Pertanyaannya kemudian, apakah kutukan Piala AFF ini benar-benar ada?
Secara ilmiah, tentu saja tidak ada bukti yang mendukung adanya kekuatan mistis yang menghalangi Timnas Indonesia untuk menjadi juara. Namun, secara psikologis, kepercayaan terhadap kutukan ini bisa memberikan dampak yang nyata terhadap penampilan tim.
Karena itu, yang harus dilakukan Shin Tae-yong saat ini adalah mengubah pandangan itu dengan membawa Timnas Indonesia juara Piala AFF 2024. Hanya ini yang bisa dilakukan untuk mengakhiri kutukan itu.
Meskipun terasa sulit lantaran Shin Tae-yong tak lagi bisa leluasa memanggil pemain naturalisasi karena Piala AFF 2024 tak masuk dalam kalender FIFA. Namun pelatih asal Korea Selatan itu bisa memanfaatkan kemampuan pemain lokal untuk mengangkat derajat sepak bola Indonesia di level Asia Tenggara.
(yov)