Mike Tyson, salah satu petinju terhebat sepanjang masa, mengalami cedera serius di lehernya setelah bertahun-tahun bertarung di ring tinju. Pada tahun 2009, Tyson menjalani operasi besar di mana dokter memasang pin titanium di lehernya untuk memulihkan struktur tulang dan jaringan yang rusak akibat cedera parah yang diakumulasi dari pertarungan-pertarungan selama karier tinjunya dari tahun 1985 hingga 2005.
Cedera leher yang dia alami tidak terjadi secara langsung akibat satu insiden tertentu, tetapi semakin parah seiring berjalannya waktu karena tekanan konstan yang diterima leher dan punggungnya selama bertarung. Setelah pensiun, Tyson mulai merasakan rasa sakit yang semakin meningkat dan didiagnosis mengalami masalah struktural pada tulang lehernya yang membutuhkan penanganan medis.
Prosedur operasi pemasangan pin titanium dilakukan pada tahun 2009 untuk memperbaiki tulang yang rusak di leher Tyson. Meskipun cedera tersebut bukanlah akibat dari satu insiden, tetapi dari akumulasi cedera selama bertahun-tahun bertarung di ring. Tyson merasa bahwa mobilitas dan kenyamanannya terganggu akibat cedera tersebut.
Setelah operasi, meskipun mengalami banyak trauma, Tyson merasa lebih baik. Dia kembali pulih secara bertahap dan menjaga kebugaran fisik dengan rutinitas kebugaran ringan. Pemasangan pin titanium di lehernya memengaruhi keputusannya untuk pensiun dari dunia tinju.
Meskipun menghadapi tantangan besar dalam proses penyembuhan, Tyson bersyukur karena dapat menjalani hidup yang lebih sehat setelah operasi. Kisah cedera leher yang membutuhkan pemasangan pin titanium ini menjadi salah satu momen penting dalam hidupnya, menyoroti dampak panjang dari dunia tinju pada kesehatan seorang atlet.
Kisah ini merupakan bukti nyata betapa beratnya beban fisik yang harus ditanggung oleh para atlet tinju profesional. Meskipun mengalami cedera serius, Tyson tetap menjadi inspirasi dengan ketabahannya menghadapi masalah kesehatan akibat karier tinjunya yang luar biasa.
