Harga bahan bakar minyak non-subsidi terus fluktuatif dalam beberapa bulan terakhir. Ketika harga bensin naik, penting bagi kita untuk dapat berhemat agar pengeluaran transportasi tidak semakin meningkat. Ada banyak aditif dan alat yang diklaim dapat menghemat konsumsi bensin, tetapi apakah klaim tersebut terbukti?
Penggunaan alat penghemat atau zat aditif bertujuan untuk membuat bahan bakar lebih irit dan meningkatkan tenaga. Namun, meskipun banyak alat penghemat dan aditif bahan bakar tersedia di pasaran baik di toko konvensional maupun online, belum ada penelitian yang membuktikan keampuhan mereka. Bahkan, Agen Pemegang Merek (APM) tidak merekomendasikan penggunaan alat penghemat atau aditif bahan bakar.
Jadi, sebaiknya jangan mudah percaya pada klaim aditif yang menjanjikan penghematan BBM dalam waktu singkat. Sebagai gantinya, kita dapat menghemat konsumsi bensin secara teknis dengan melakukan treatment khusus untuk memperbaiki sistem asupan bahan bakar dan meningkatkan tenaga mesin.
Aditif penghemat bensin dianggap sebagai mitos oleh banyak orang. Cara paling umum yang dilakukan untuk menghemat bensin adalah dengan menggunakan aditif yang sering kali diklaim bisa menghemat bensin hingga 50%. Namun, tidak ada hubungan antara penghematan bensin dan peningkatan performa. Penggunaan aditif berbentuk pil atau cairan justru dapat meningkatkan risiko kerusakan pada mesin dan saluran bahan bakar.
Selanjutnya, penggunaan volt stabilizer juga tidak memberikan dampak signifikan pada peningkatan efisiensi bahan bakar kendaraan. Lebih disarankan untuk melakukan perawatan rutin kendaraan dan mengubah gaya berkendara agar lebih hemat bahan bakar. Pemilihan oli yang sesuai dengan kebutuhan mesin dan melakukan tune up secara berkala juga dapat membantu menghemat bahan bakar tanpa perlu bergantung pada aditif atau alat penghemat bensin.