India akan mengalokasikan dana hingga 300 juta dolar AS dalam dua tahun untuk memperluas badan air seperti danau dan membangun saluran air di tujuh kota termasuk Mumbai, Chennai, dan Bengaluru. Langkah ini dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi banjir dan meningkatkan kapasitas penampungan air.
Banjir sering terjadi setiap musim hujan di kota-kota India karena urbanisasi yang mempersempit ukuran danau dan saluran air yang tersumbat oleh sampah. Dalam beberapa tahun terakhir, banjir biasanya terjadi setelah masa kelangkaan air, terutama di Delhi dan Bengaluru yang sebelumnya memiliki penampung air yang besar. Moody’s, lembaga pemeringkat ekonomi, juga telah memperingatkan bahwa tekanan masalah air berpotensi mempengaruhi pertumbuhan ekonomi India yang diproyeksikan mencapai 7,2 persen pada tahun fiskal.
Otoritas Penanggulangan Bencana Nasional India telah menyetujui pengeluaran pemerintah federal untuk langkah pertama mengendalikan badan air. India juga akan mengimplementasikan sistem peringatan dini untuk banjir. Salah satu anggota Otoritas tersebut, Krisha S Vatsa, menyatakan bahwa pembangunan sistem penampungan air dapat menjadi langkah signifikan dalam mitigasi banjir di kota-kota India.
Dana sebesar 25 miliar rupee atau 298 juta dolar AS akan dialokasikan kepada Mumbai, Chennai, dan Kolkata masing-masing mendapatkan 5 miliar rupee, sementara Ahmedabad, Hyderabad, Bengaluru, dan Pune akan menerima 2,5 miliar rupee. Delhi tidak mendapatkan alokasi karena pemilihan kota-kota tersebut didasarkan pada frekuensi banjir dan kerugian yang ditimbulkan.
Vatsa mengingatkan bahwa langkah-langkah jangka panjang perlu dilakukan karena India sering mengalami curah hujan tinggi dalam waktu singkat. Investasi yang berkelanjutan diperlukan untuk mengatasi genangan air saat curah hujan tinggi. Pada Juli lalu, Mumbai dilanda hujan dengan curah 300 milimeter dalam enam jam. Vatsa menekankan pentingnya investasi dan tata kelola yang baik dalam mengurangi masalah banjir di kota-kota India.