Toyota telah meningkatkan harga mobil beberapa kali sejak Januari hingga Juli 2024. Mereka mengakui bahwa kondisi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS saat ini memaksa mereka untuk melakukan kenaikan harga. Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy menjelaskan bahwa mereka telah melakukan kenaikan harga sebagian model pada Januari, seluruh model pada kuartal kedua, dan beberapa model kecil pada bulan Juli.
Menurut Anton, bulan Januari dan Juli menjadi momen yang tepat untuk menaikkan harga mobil. Kenaikan harga pada kuartal kedua dilakukan sebagai penyesuaian pajak daerah bagi kendaraan bermotor.
Anton menyatakan bahwa meskipun terjadi tekanan untuk menaikkan harga karena kurs, Toyota tetap selektif dalam melakukan kenaikan harga terakhir pada bulan Juli. Mayoritas model Toyota tetap mempertahankan harga yang sama, hanya beberapa model impor utuh (completely built up/CBU) yang mengalami kenaikan harga.
Meskipun Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita meminta produsen otomotif untuk tidak menaikkan harga mobil karena daya beli masyarakat yang lemah, kondisi kurs rupiah yang masih melemah terhadap dolar AS membuat Anton tidak dapat memastikan sampai kapan Toyota dapat menahan harga mobil mereka. Anton mengatakan bahwa mereka harus menyeimbangkan antara permintaan, pasokan, dan profitabilitas pabrik.
Data penjualan retail dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan bahwa pasar mobil nasional mengalami penurunan 14 persen dari Januari hingga Juni 2024, dari 502.533 unit menjadi 431.987 unit.
