Surabaya (beritajatim.com) – Keluarga Maya Dwi Ramdani, mahasiswi UINSA (Universitas Islam Negeri Sunan Ampel) Surabaya yang meninggal saat mengejar jambret di Jalan Semarang pada Kamis malam, masih belum melapor ke pihak kepolisian.
Maya menjadi korban penjambretan ketika sedang melintas di Jalan Arjuno. Dia mengejar dua pelaku jambret yang mengendarai sepeda motor kopling dengan menggunakan Honda PCX L 2657 ME.
“Keluarga masih dalam proses berduka sehingga belum melapor. Namun, kami sudah memeriksa satu saksi dan mengamankan rekaman CCTV dari lokasi kejadian,” ungkap Kapolsek Sawahan Kompol Domingos de Ximenes kepada beritajatim.com pada Jumat malam.
Dari rekaman CCTV yang berhasil diamankan, polisi mengetahui bahwa pelaku terdiri dari dua orang yang menggunakan sepeda motor kopling. Polisi masih terus bekerja untuk menemukan kedua pelaku jambret yang menyebabkan mahasiswi Prodi Manajemen Dakwah UINSA itu meninggal akibat cidera otak ringan dan pendarahan di kepala kanan.
“Kami masih dalam proses penyelidikan dan pendalaman untuk mengungkap identitas pelaku. Kami minta kesabaran dari masyarakat,” tambah Domingos.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Hendro Sukmono menegaskan bahwa anggotanya akan bekerja secara maksimal untuk mengejar pelaku jambret yang menewaskan mahasiswi UINSA tersebut agar keamanan dan ketertiban masyarakat Kota Surabaya tetap kondusif.
“Kami tetap mengutamakan kasus jambret karena menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat. Kami akan bekerja keras untuk keamanan Kota Surabaya,” tutur Hendro.
Maya sempat dilarikan ke RSUD dr. Soetomo dalam kondisi kritis oleh BPBD Kota Surabaya, namun sayangnya nyawanya tidak dapat tertolong. Jenazah Maya telah dimakamkan oleh keluarga setelah menjalani perawatan intensif di rumah sakit. [ang/suf]