Tuesday, September 24, 2024

Nyamannya Naik Gunung Terbersih di Indonesia

Share

WONOSOBO — Traveling tidak hanya tentang kulineran atau menikmati pemandangan kota. Mendaki gunung kini menjadi salah satu cara healing yang populer. Meskipun melelahkan untuk mendaki hingga ribuan Mdpl, tetapi jerih payahmu akan terbayar saat melihat keindahan pemandangan di puncak gunung.

Baca Juga :

Keren! Mbah Wahyuni, Pendaki Berusia 71 Tahun yang Sudah Taklukkan Banyak Gunung di Indonesia

Menyedot udara segar sambil menikmati keindahan alam, ditambah lagi dengan lautan awan yang terlihat jelas di depanmu, nikmat Tuhan mana lagi yang dapat dipungkiri? Ayo, gulirkan untuk mengetahui keseruan mendaki gunung.

Namun, tentu saja untuk menikmati udara segar dan keindahan alam pegunungan, kebersihan menjadi faktor yang sangat penting. Paket lengkap ini bisa ditemukan saat mendaki Gunung Kembang melalui Blembem, di Wonosobo, Jawa Tengah.

Baca Juga :

Pemkot Tangsel Tiap Hari Berjibaku Atasi 1000 Ton Sampah, Benyamin: Persoalan yang Serius



Ilustrasi pendaki gunung.

Dikenal sebagai gunung terbersih di Indonesia, kamu akan merasa nyaman saat mendaki gunung dengan ketinggian 2340 Mdpl ini. Namun, ingatlah untuk tidak meninggalkan sampah di gunung!

Baca Juga :

Aktivitas Gunung Ruang Mereda, Operasional Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal

VIVA sendiri berkesempatan menjajal gunung yang berdekatan dengan Prau, Sindoro, dan Sumbing ini. Melalui acara EIGER Women Adventure Camp (WAC) 2024, bersama 100 peserta WAC lainnya, kami menelusuri setiap pos dengan nyaman dan tanpa meninggalkan sampah sedikit pun.

Meskipun jalur Gunung Kembang via Blembem ini tidak mudah karena terus menanjak, rasa lelah akan terbayar saat sampai di puncak. Keindahan Gunung Kembang yang berlatar belakang Gunung Sindoro dan Sumbing begitu menawan.

Iwan Santoso, pengelola basecamp Gunung Kembang via Blembem menjelaskan bahwa Gunung Kembang dijuluki sebagai gunung terbersih di Indonesia karena menerapkan sistem pencegahan dengan pendekatan personal. Mereka berusaha mengurangi sampah yang dibawa pendaki serta memastikan tidak ada sampah yang ditinggalkan di puncak gunung.

Hal unik dan menantang adalah ketika pendaki membawa kemasan makanan atau minuman sachet, sobekan plastiknya akan diperiksa di basecamp ketika turun. Jika ada sobekan yang tertinggal, pendaki akan dikenai denda.

“Pengelola basecamp Gunung Kembang via Blembem menyampaikan pesan tentang menjaga gunung dari sampah. Menerapkan aturan yang disiplin untuk mengurangi pembawaan logistik yang berpotensi menimbulkan sampah di gunung, dan memindahkan perbekalan ke dalam wadah plastik yang dapat digunakan berulang kali,” ungkap Iwan.



Pendaki menelusuri jalur Gunung Kembang via Blembem di Wonosobo, Jawa Tengah.

Pendaki menelusuri jalur Gunung Kembang via Blembem di Wonosobo, Jawa Tengah.

Keyakinan awal untuk menjadikan Gunung Kembang via Blembem sebagai zero waste berasal dari kekhawatiran Iwan karena hampir semua gunung di Indonesia sudah rusak dan kotor. Bersama pengelola lainnya, mereka bertekad memberikan contoh untuk gunung lain.

“Jika tidak ada yang memberikan contoh, hal tersebut tidak akan terwujud. Gunung di Indonesia akan semakin kacau,” ujarnya.

“Jadi, kita harus memutuskan untuk menjadikan Gunung Kembang sebagai basecamp percontohan, mengedukasi teman-teman. Meskipun risiko kerusakan pasti ada, namun kita berusaha untuk meminimalisir kerusakan,” tambahnya.

Menurut Iwan, salah satu cara mengurangi kerusakan alam adalah dengan menjadikan aturan kebersihan gunung. Saat gunung bersih, para pendaki yang berkemah akan merasa lebih nyaman.

“Gunung lain lebih cepat rusak karena lingkungannya kotor, sehingga orang malas mendirikan tenda. Mereka akan mencari tempat baru. Di situlah mereka tinggalkan sampah, dan ketika orang datang lagi besok, mereka tidak ingin berada di tempat yang sama, sehingga mereka akan mencari lahan baru. Inilah faktor kerusakan alam di gunung sebenarnya,” tandasnya.

“Penanganannya sebenarnya mudah, cukup menjaga kebersihan saja, itu sangat bermanfaat untuk mengurangi risiko kerusakan walaupun kerusakan tetap ada. Namun, kerusakan yang semestinya terjadi dalam 10 tahun, bisa menjadi 20-30 tahun. Ini merupakan salah satu antisipasi dari awal,” tambah Iwan Santoso.

Berkat komitmen para pengelola Gunung Kembang via Blembem dalam menjaga kebersihan, mereka mendapatkan penghargaan Padmamitra Award karena dinilai peduli terhadap lingkungan. Bahkan, tim juri menyaksikan langsung kebersihan gunung ini dengan mendaki hingga puncak.

Halaman Selanjutnya

Iwan Santoso, pengelola basecamp Gunung Kembang via Blembem menjelaskan, Kembang memiliki julukan sebagai gunung terbersih di Indonesia, kerena menerapkan sistem preventif dengan pendekatan personal. Mengurangi sekecil mungkin sampah para pendaki yang dibawa naik, dan memastikan tidak ada sekecil pun sampah yang ditinggalkan di atas gunung.

Halaman Selanjutnya

Source link

Baca Lainnya

Semua Berita